SELAMAT DATANG DI PORTAL DARI MAHASISWA AWAK UNTUK INDONESIA                                                           DAPATKAN BERBAGAI TULISAN DAN OPINI TENTANG ISLAM, MINANGKABAU, NASIONAL DAN INTERNASIONAL, DUNIA MAHASISWA DAN YANG LAINNYA DI SINI                                                                                                                     

Ultras, fenomena suporter sepakbola yang menjadi tren di Indonesia saat ini

by ridho zulandra 1 komentar

Ada banyak paham suporter yang berkembang di dunia saat ini, di antaranya Hooligan, Ultras, Mania dan yang lainnya. Kali ini yang akan menjadi fokus pembahasan pada paham Ultras, Ultras berasal dari bahasa latin yang berarti di luar kebiasaan. Ultras identik dengan para suporter sepakbola yang berasal dari negara Itali. Namun, akhir-akhir ini, paham ultras itu sendiri sudah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia yang terkenal sebagai salah satu negara yang mempunyai suporter paling fanatik di dunia.



Paham ultras di Indonesia yang terkenal pertama kali dipelopori oleh Brigata Curva Sud 1976, sebuah kelompok suporter tim sepakbola PSS Sleman. Kelompok ini cenderung menjadi percontohan dalam berdirinya kelompok ultras lainnya.  Beberapa saat setelah itu, muncullah kelompok-kelompok ultras lainnya dari klub-klub sepakbola Indonesia yang lainnya seperti Green Nord '27 suporter Persebaya Surabaya, Curva Nord Pekanbaru suporter PSPS Pekanbaru, Ultras Persija Sektor 5 suporter Persija Jakarta, Ultras West Sumatera 1980 suporter Semen Padang FC dan yang lainnya. Mereka menamakan kelompok mereka dengan menyertai embel-embel yang menunjukkan identias tim mereka, seperti pada contoh di atas Green Nord, Green '27 yang identias dengan Persebaya, Curva Nord Pekanbaru, Pekanbaru kota dimana klub PSPS berada, Ultras Persija Sektor 5, nama tim mereka Persija Jakarta, Ultras west Sumatera 1980 yang berarti tanggal kelahiran Semen Padang FC, dan Brigata Curva Sud 1976, 1976 tahun kelahiran PSS Sleman.


Kebanyakan dari kelompok-kelompok tersebut berpakain hitam walaupun tim yang mereka dukung bukanlah hitam, Di saat tim yang mereka cintai sedang bertadning, mereka selalu menyanyikan yel-yel untuk memberikan dukungan kepada tim mereka. Yel-yel tersebut biasanya berbahasa Itali walaupun mereka adalah orang Indonesia asli. Mereka menamakan kelompok mereka sebagai komunitas, bukan sebuah organisasi yang artinya tidak ada sebuah aturan-aturan atau sistem kepengurusan tertentu dalam interen kelompok mereka. 
Di dalam stadion, para ultras tersebut selalu berdiri di tribun utara atau selatan dengan menggunakan giant flag, flares. Beberapa dari kelompok ultras di Indonesia masih menjadi bagian dari kelompok suporter yang lebih dahulu berdiri, seperti Green Nord '27 bagian dari Bonek dan  Ultras Persija Sektor 5 bagian dari The Jak Mania. Akan tetapi ada juga yang sudah berpisah atau berdiri sendiri, seperti Brigata Curva Sud, Curva Nord Pekanbaru dan Ultras West Sumatera 1980
Berikut adalah beberapa dari kelompok ultras yang telah berdiri hingga saat ini :
- Curva Boys 1967 (persela lamongan)
- Curva sud Arema (Arema Indonesia)
 - Ultras de Patriot of Soebex Mania (persipasi kota bekasi)
- Bomber Ultrasud Familia (Persib Bandung)-
- BCS 1976 (PSS Sleman)
- Brigata Militan Extreme Rossoblu '28 (PSBI Blitar)
- Brigata Orange Boys, Curva Nord '28 / Ultras Persija Sektor 5 (Persija Jakarta)
- Brigate Curva Nord 1950 (Persik Kediri)
- Brigate Curva Sud 1973 (Persikabo)
- Curva Boys 1967 (Persela Lamongan)
- Curva Nord Famiglia X 1967 (Persiba Bantul)
- CurvaNord 1949 (Persibo Bojonegoro)
- Curva Nord Familia / Pasoepati Ultras 1923 (Persis Solo)
- Green Nord '27 (Persebaya Surabaya)
- Squadra Macan Tidar "Ex Ultras 1919" (Ppsm Magelang)
- Ultras Bodem 1934 (Persiku Kudus)
- Ultras Curva Nord 1950 (PSCS Cilacap)
- Ultras bodem(Persiju kudus)
- Ultras curva sud Gresik 1999 (Gresik United/Persegres Gresik)
- Ultras Karawang 1986 (Pelita Jaya FC) (almrh./RIP )
- Ultras Mataram 1930 (PSIM Jogja)
- Ultras Mojopahit (PSMP Mojokerto)
- Ultras West Sumatra 1980 (Semen Padang FC)


Dengan lahirnya paham ultras di Indonesia tersebut memberikan warna baru bagi dunia persepakbolaan di Indonesia. Ada sisi positif dan negatif yang muncul dari fenomena ultras tersebut, namun sudah seharusnya kita menyikapinya secara bijak.



Museum Adityawarman, warisan budaya yang mulai ditinggalkan

by ridho zulandra 0 komentar

Bagi masyarakat Sumatera Barat, pada saat memasuki musim liburan banyak keluarga yang menghabiskan waktunya di berbagai tempat wisata, baik itu wisata alam seperti puncak, kebun teh, panorama maupun wisata buatan seperti water park, taman rekreasi dan pusat perbelanjaan. Kebanyakan dari mereka bertujuan untuk mencari hiburan atau sekedar merefreshkan pikiran dari kegiatan rutin yang selama ini mereka lakukan. Namun ada satu tempat yang saat ini sangat jarang menjadi tujuan wisata, yaitu Museum Adityawarman.


Museum yang berlokasi di jalan Diponegoro no 10, Kota Padang ini sudah keliatan tidak ramai lagi seperti beberapa tahun sebelumnya. Animo masyarakat untuk mengunjunginya sudah dikalahkan oleh tempat-tempat wisata lainnya. Sehingga baik dalam musim liburan maupun hari-hari biasa museum ini tetap sepi pengunjung, hanya beberapa orang saja tiap harinya.
Padahal sebenarnya banyak hal yang bisa dipelajari di sana. Ada banyak ulasan budaya dan sejarah Minangkabau di dalamnya, seperti makanan-makanan khas daerah Minangkabau, pakaian-pakaian untuk berbagai acara adat, peta kanagarian, maupun benda-benda peninggalan sejarah. Terdapat 10 macam jenis koleksi di dalamnya, yaitu Historika, Etnografika, Geologikal, Biologikal, Keramalogika, Arkeologika, Teknalogika, Numismatika, Fitologika dan Seni Rupa. 



Museum yang diresmikan pada tanggal 16 Maret 1977 oleh Mendikbud, Prof. DR. Syarif Thayeb ini berada di bawah wewenang pemerintah daerah provinsi Sumatera Barat. Museum ini terletak di sebelah ujung utara di dalam taman melati, Padang. Di halaman depannya terdapat taman dan dihiasi dengan sebuah kolam. Pada tangga masuk museum ada patung-patung laki-laki dan perempuan yang sedang mengenakan pakaian adat sebagai simbol selamat datang dan pada sebelah kiri dan kanan museum juga terdapat rangkiang. Nama museum ini diambil dari nama salah seorang raja yang pernah berkuasa di Minangkabau, yaitu Adityawarman, pada tahun 1347 - 1375, semasa dengan kerajaan Majapahit. 
Melihat begitu banyaknya ilmu dan catatan sejarah dari museum ini tidak ada salahnya apabila masyarakat Sumatera Barat menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata utama keluarga, wisata Sumatera Barat umumnya Padang khususnya.


Picmix, aplikasi foto asal Indonesia siap menandingi Instagram

by ridho zulandra 0 komentar

Mungkin kebanyakan orang hanya mengenal Instagram sebagai aplikasi photo sharing. Namun, sebenarnya masih banyak lagi aplikasi-aplikasi lainnya yang tidak kalah menarik dibanding Instagram. Aplikasi-aplikasi tersebut menyediakan berbagai fitur edit foto layaknya Photoshop yang berada di smart phone dan sharing photo kepada sesama pengguna maupun ke jejaring sosial, seperti facebook atau path. Di antaranya adalah Picmix. 



Aplikasi yang dikembangkan oleh  Invoidea Magna Global ini mempunyai kelebihan dibanding Instagram, yaitu dapat digunakan pada platform Blackberry, sedangkan Instagram tidak. Selain itu, juga tersedia pada platform Android. Aplikasi ini memiliki 400 efek foto gratis di dalam fitur-fiturnya. Selain itu, pengguna juga dapat membeli frame dan efek foto di toko aplikasinya. Kemudian, pada aplikasi ini tersedia fitur fun centre sebagai tempat permainan dan fitur popular untuk melihat foto-foto yang paling terkenal.





Picmix pertama kali dikembangkan untuk Blakcberry OS5. Kemudian merambah pada OS6, 7 dan 10. Setelah melihat tingginya minat pengguna, Picmix mulai berkembang untuk platform Android dan rencananya juga akan dikembangkan untuk platform Windows Phone dan iOS pada bulan Juli mendatang. Hingga kini sudah lebih dari 10 juta yang menggunakan aplikasi ini, yang tersebar di seluruh dunia. Selain Indonesia, pengguna terbanyak pada Venezuela, Afrika Selatan, Filipina dan Thailand.
Pengembang terinspirasi untuk membuat aplikasi ini karena kecintaannya kepada dunia fotografi, ditambah perkembangan smartphone saat ini yang sangat potensial untuk menjadi peluang yang menguntungkan. 


Followers