SELAMAT DATANG DI PORTAL DARI MAHASISWA AWAK UNTUK INDONESIA                                                           DAPATKAN BERBAGAI TULISAN DAN OPINI TENTANG ISLAM, MINANGKABAU, NASIONAL DAN INTERNASIONAL, DUNIA MAHASISWA DAN YANG LAINNYA DI SINI                                                                                                                     

Museum Adityawarman, warisan budaya yang mulai ditinggalkan


01.07 |

Bagi masyarakat Sumatera Barat, pada saat memasuki musim liburan banyak keluarga yang menghabiskan waktunya di berbagai tempat wisata, baik itu wisata alam seperti puncak, kebun teh, panorama maupun wisata buatan seperti water park, taman rekreasi dan pusat perbelanjaan. Kebanyakan dari mereka bertujuan untuk mencari hiburan atau sekedar merefreshkan pikiran dari kegiatan rutin yang selama ini mereka lakukan. Namun ada satu tempat yang saat ini sangat jarang menjadi tujuan wisata, yaitu Museum Adityawarman.


Museum yang berlokasi di jalan Diponegoro no 10, Kota Padang ini sudah keliatan tidak ramai lagi seperti beberapa tahun sebelumnya. Animo masyarakat untuk mengunjunginya sudah dikalahkan oleh tempat-tempat wisata lainnya. Sehingga baik dalam musim liburan maupun hari-hari biasa museum ini tetap sepi pengunjung, hanya beberapa orang saja tiap harinya.
Padahal sebenarnya banyak hal yang bisa dipelajari di sana. Ada banyak ulasan budaya dan sejarah Minangkabau di dalamnya, seperti makanan-makanan khas daerah Minangkabau, pakaian-pakaian untuk berbagai acara adat, peta kanagarian, maupun benda-benda peninggalan sejarah. Terdapat 10 macam jenis koleksi di dalamnya, yaitu Historika, Etnografika, Geologikal, Biologikal, Keramalogika, Arkeologika, Teknalogika, Numismatika, Fitologika dan Seni Rupa. 



Museum yang diresmikan pada tanggal 16 Maret 1977 oleh Mendikbud, Prof. DR. Syarif Thayeb ini berada di bawah wewenang pemerintah daerah provinsi Sumatera Barat. Museum ini terletak di sebelah ujung utara di dalam taman melati, Padang. Di halaman depannya terdapat taman dan dihiasi dengan sebuah kolam. Pada tangga masuk museum ada patung-patung laki-laki dan perempuan yang sedang mengenakan pakaian adat sebagai simbol selamat datang dan pada sebelah kiri dan kanan museum juga terdapat rangkiang. Nama museum ini diambil dari nama salah seorang raja yang pernah berkuasa di Minangkabau, yaitu Adityawarman, pada tahun 1347 - 1375, semasa dengan kerajaan Majapahit. 
Melihat begitu banyaknya ilmu dan catatan sejarah dari museum ini tidak ada salahnya apabila masyarakat Sumatera Barat menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata utama keluarga, wisata Sumatera Barat umumnya Padang khususnya.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Followers