Hari Ibu merupakan hari untuk memperingati semua jasa-jasa yang telah dilakukan seorang ibu dan pada hari itu Ibu dibebastugaskan dari semua pekerjaannya. Pada hari itu sang Ibu dimanjakan sebagaimana dia telah memanjakan anak-anaknya selama ini. Semua itu dilakukan karena jasa ibu yang begitu besar dan telah mengorbankan separuh dari waktu hidupnya untuk mengurus anak-anaknya, mulai dari kecil sampai dewasa.
Untuk negara Indonesia hari Ibu diperingati pada tanggal 22 Desember. Untuk Amerika dan 75 lebih negara lainnya merayakan hari ibu atau mothers day pada hari Minggu pekan kedua pada bulan Mei. Untuk beberapa negara Eropa dan Timur Tengah merayakan hari ibu atau Internasional Women's Day pada tanggal 8 Mater.
Namun, untuk Indonesia tidak semua ibu dapat merasakan hari ibu. Masih ada ibu yang harus tetap kerja keras untuk kelangsungan hidup keluarganya, bahkan harus melakukan pekerjaan yang tidak biasa karena umumnya dilakukan oleh laki-laki, yaitu sebagai supir angkot. Seperti yang dialami oleh Ibu Edies, wanita berumur 40an yang bekerja menjadi supir angkot di kota Bogor. Setiap hari dia harus setia untuk meluangkan waktunya menarik angkot jurusan Pasar Anyar-Citeureup itu. Dia mengaku semua itu dilakukannya demi menghidupi keluarganya.
Sebenarnya Ibu Edies dulu pernah bekerja sebagai staf pemasaran di sebuah perusahaan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Dia berhenti dari pekerjaannya itu dikarenakan sebelum menikah, calon suaminya yang sekarang entah dimana menyuruhnya untuk lebih fokus mengurus rumah tangga daripada mementingkan pekerjaan. Namun, alih-alih mendapatkan naungan dari sang suami, dia malah harus bekerja sendiri untuk melangsungkan kehidupannya beserta dua anaknya yang masih berumur belasan tahun.
Ibu yang berwatak ceria dan sering tertawa tersebut mengaku bahwa dia sudah menjalani kehidupannya sebagai supir sejak tahun 2005 lalu. Tapi dia tidak akan menyerah kepada tantangan hidup walaupun seberat apapun itu, dan dia tidak tahu sampai kapan dia akan menjalaninya.