SELAMAT DATANG DI PORTAL DARI MAHASISWA AWAK UNTUK INDONESIA                                                           DAPATKAN BERBAGAI TULISAN DAN OPINI TENTANG ISLAM, MINANGKABAU, NASIONAL DAN INTERNASIONAL, DUNIA MAHASISWA DAN YANG LAINNYA DI SINI                                                                                                                     

5 Perguruan Tinggi Kesehatan Terbaik di Sumatera Barat

by ridho zulandra 6 komentar


Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator pengukuran tingkat kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara. Negara yang tingkat kesejahteraannya tinggi akan memiliki tingkat kesehatan masyarakat yang baik pula, begitu pula sebaliknya. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa.

Untuk menciptakan masyarakat yang sehat tersebut dibutuhkan tenaga kesehatan sebagai pelaksana dan pendorong terciptanya lingkungan masyarakat yang sehat. Oleh karena itu keberadaan tenaga kesehatan dinilai sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan yang menyebutkan bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat.

Namun, saat sekarang ini, kondisi tenaga kesehatan di Indonesia masih belum bisa dikatakan baik. Kurangnya tenaga kesehatan di Indonesia menyebabkan masih banyak masyarakat yang tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Seperti yang diberitakan Tempo pada April 2013, ketersediaan dokter umum yang ada di Indonesia yaitu 33 dokter umum untuk 100 ribu penduduk. Menurut WHO, jumlah itu dinilai tidak ideal, yang seharusnya 40 dokter umum untuk 100 ribu penduduk. Total jumlah dokter umum di Indonesia berkisar 88 ribu, sehingga kekurangan sekitar 12 ribu lagi. Selain itu, permasalahan lainnya yaitu tidak meratanya penyebaran tenaga kesehatan tersebut. Hal ini berdampak pada berbedanya pelayanan kesehatan yang diberikan di kota dengan di desa. Tidak meratanya distribusi dari tenaga kesehatan yang ada menyebabkan pada suatu daerah tenaga kesehatan menumpuk, namun pada daerah yang lain sangat minim.

Oleh karena itulah keberadaan perguruan tinggi kesehatan sebagai pencetak tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Diharapkan kekurangan akan tenaga kesehatan tersebut akan sesegera mungkin ditutupi. Namun, tenaga kesehatan yang dihasilkan haruslah yang berkualitas, terlatih dan sesuai dengan yang standar yang dibutuhkan. Di sinilah peranan perguruan tinggi berkualitas guna menghasilkan lulusan yang berkualitas juga yang kedepannya dapat menghasilkan tenaga kesehatan sesuai dengan yang diharapkan

Berikut merupakan 5 perguruan tinggi kesehatan terbaik yang ada di Sumatera barat

1. UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH didirikan oleh YAYASAN PENDIDIKAN BAITURRAHMAH dengan ketua Bapak H. Amran pada tanggal 16 Juli 1994. Saat ini terdapar 7 program studi, yaitu program studi Pendidikan Dokter yang berada pada Fakultas Kedokteran, program studi Pendidikan Dokter Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi, program studi Kesehatan Masyaraat di Fakultas Kesehatan Masyarakat, program studi Manajemen dan program studi Akuntansi, pada Fakultas Ekonomi serta program studi D3 Kebidanan serta program studi D III Teknik Radio Diagnostik dan Radio Terapi yang berdiri sendiri. Universitas Baiturrahmah merupakan Universitas yang menitik beratkan program pendidikannya pada bidang kesehatan. 


Kampus dengan luas ± 7,6 ha memiliki fasilitas yang sangat baik. Sebuah rumah sakit pendidikan, Rumah Sakit Siti Rahmah dengan fasilitas 70 tempat tidur diresmikan tahun 2004 dan sebuah poliklinik khusus untuk kesehatan mulut dan gigi, Poliklinik Gigi dan Mulut Siti Rahmah dibuka tahun 2009 ini. Kampus ini juga memiliki ruang kuliah yang memadai, ruang laboratorium, fasilitas perpustakaan, komputerisasi dan laboratorium bahasa.

Sejak tahun 1998, program Studi Pendidikan Dokter dan Pendidikan Dokter Gigi sudah memiliki akreditasi B. Masing-masing fakultas pada UNIVERSITAS BAITURRAHMAH telah menjalin kerjasama dengan universitas dan lembaga terkait, seperti Universitas Andalas, Universitas Sumatera Utara, Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi Medan dan rumah sakit lainnya, serta Dinas Kesehatan Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Selain itu dijalin pula kerjasama dengan Fakulti Kegigian Universiti Malaya. Hal ini dilakukan guna menjaga mutu dan kelancaran pelaksanaan kurikulum pengajaran.

Guna turut serta berpartisipasi dalam membangun bangsa, kampus ini aktif terlibat dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat seperti aksi donor darah, pelatihan penatalaksaan kegawatdaruratan medik dan lainnya.



2. POLTEKKES KEMENKES PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG merupakan salah satu institusi pendidikan yang bernaung di bawah Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Di Indonesia terdapat 38 Poltekkes yang tersebar di seluruh Indonesia. Kampus ini berdiri pada tahun 2002 dan merupakan gabungan dari 6 perguruan tinggi kesehatan di Sumatera Barat yang sudah ada sebelumnya, yaitu AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN, AKADEMI KEPERAWATAN PADANG, AKADEMI KEPERAWATAN SOLOK, AKADEMI GIZI PADANG, AKADEMI KEBIDANAN PADANG dan AKADEMI KEBIDANAN BUKITTINGGI. Kemudian pada tahun 2004, AKADEMI KESEHATAN GIGI BUKITTINGGI juga turut bergabung dengan POLTEKKES PADANG.


Kampus ini memiliki 5 jurusan dan 10 program studi. Yang pertama Jurusan Kesehatan Lingkungan dengan program studi D3 dan D4 Kesehatan Lingkungan. Yang kedua jurusan Gizi yang memiliki program studi D3 dan D4 Gizi. Kemudian jurusan Keperawatan, terdiri dari D3 Keperawatan Padang dan D4 Keperawatan Solok, Jurusan Kebidanan, terdiri dari D3 Kebidanan Padang, D3 Kebidanan Bukittinggi dan D4 Kebidanan. Dan yang terakhir Jurusan Keperawatan Gigi yang memiliki program studi D3 Keperawatan Gigi.

Poltekkes Kemenkes Padang dinilai baik dari berbagai hal. Dari sisi fasilitas, kampus ini memiliki gedung aula sendiri, komplek asrama mahasiswa yang terletak di sebelah kampus, laboratorium-laboratorium dan perpustakaan sebagai sarana penunjang pembelajaran, halaman yang luas dan berbagai fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Dari hal peranannya terhadap kemajuan bangsa, kampus ini juga aktif dalam berbagai penelitian-penelitian, seperti mengenai program keluarga berencana. Selain itu, juga sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat. Sedangkan dari sisi pengembangan softskill mahasiswa, terdapat berbagai wadah bagi mahasiswa. Baik softskill organisatoris melalui BEM maupun softskill lainnya melalui UKM-UKM yang ada. Terdapat 6 UKM dari berbagai jenis, yaitu UKM Seni Budaya, UKM FSI, UKM Pramuka, UKM Olahraga, UKM Koperasi dan UKM Siaga Bencana. 

3. STIKES FORT DE KOCK


STIKES FORT DE KOCK berdiri pada tahun 2004. STIKes yang bernaung di bawah YAYASAN PENDIDIKAN FORT DE KOCK ini berdiri berdasarkan rekomendasi hasil kesepakatan Pemko Bukittinggi dengan anggota yayasan. Pendiriannya telah sesuai dengan visi Pemko Bukittinggi sendiri yiatu menjadikan Kota Bukittinggi sebagai kota pendidikan dan pariwisata. Kampus ini memiliki program pendidikan S1 Keperawatan, S1 Kesehatan Masyarakat, D4 Bidan Pendidik, D3 Kebidanan, D3 Fisioterapi, dan Magister Kesehatan Masyarakat. 

Kampus ini memiliki berbagai fasilitas pendukung proses pembelajaran, seperti ruang perkuliahan yang nyaman dan dilengkapi dengan Proyektor/LCD, laboratorium kesmas, keperawatan, kebidanan, fisioterapi, komputer, kimia, perpustakaan berbasis e-Library, akses Internet diseluruh area kampus, ruangan perpustakaan, mushala, aula berkapasitas 300 orang dilengkapi AC, sound System dan proyektor, ruangan mini teather, labor microteaching dilengkapi dengan monitoring cctv, CCTV/dan Security yang standby 24 jam dalam sehari, studio band.musik, cafe dan minimarket, sarana olah raga, dan lain-lain.



STIKES FORT DE KOCK memiliki visi mewujudkan SEKOLAH TINGGI KESEHATAN FORT DE KOCK menjadi Institute Unggul Tahun 2017 dan terdepan dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang ilmu dan teknologi, untuk menciptakan sumber daya manusia yang profesional dan mandiri di Sumatera. Untuk mencapainya telah dijalin kerjasama dengan berbagai instansi baik rumah sakit (RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi, RS Jiwa HB Sanin Padang, RS Umum Adnan WD Kota Payakumbuh, RS Umum Solok, RS Umum Daerah Padang Panjang, RS Hanafiah Batusangkar, RS Ortopedi Prof. Dr.R. Soeharso Surakarta, RSUD Solok, RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi, RSUD Suliki Kabupaten 50 Kota, RSUD Sawah Lunto, RSUD Lubuk Sikaping, RS Jiwa Marzuki Mahdi Bogor, RSUD Pariaman), instansi pemerintahan (Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Dinas Kesehatan Kab. Padang Pariaman), instansi pendidikan lainnya (STIKes Ceria Buana Bukittinggi, TK Assalam), maupun instansi terkait lainnya (Training ESQ, PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar, Folding Mahaputra Bali, YPAC Solo, IBI Kab. 50 Kota, IBI Kab. Padang Pariaman, IBI Kota Bukittinggi, IBI Kota Solok). Selain itu kerjasama internasional dengan pihak luar negeri juga telah dijalin yaitu dengan Ottawa University Kanada, Boromarajonani College of Nursing Saraburi Thailand, Rumah Sakit Spesialis Putra Jaya Malaysia.

4. STIKES SYEDZA SAINTIKA


Kampus yang beralamat di Jl. Prof. Dr. Hamka no. 228, Air Tawar, Padang ini berdiri pada 5 September 2008. Meskipun terbilang cukup muda, namun STIKES SYEDZA SAINTIKA sudah menampakkan kualitas pendidikan yang baik. Saat ini terdapat 3 program studi, yaitu D3 Kebidanan, S1 Keperawatan dan S1 Kesehatan Masyarakat dan seluruhnya sudah mendapatkan akreditas B dari BAN-PT. Kampus yang bernaung dibawah YAYASAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dan mampu bersaing dalam dan luar negeri


Dari sisi fasilitas, STIKES SYEDZA SAINTIKA juga dinilai baik. Kampus ini memiliki Lab Maternitas, Lab Alat, Lab KGD, Lab Keperawatan Jiwa, Lab Keperawatan Anak, Lab Biomedik, Ruang Triase sebagai fasilitas pembelajaran mahasiswa. Selain itu juga terdapat ruangan perpustakaan tempat mahasiswa bias membaca buku-buku dari berbagai referensi dan sarana music bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan bakat soft skill di bidang seninya. Kampus ini juga dilengkapi dengan fasilitas Wifi agar memudahkan mahasiswa dalam mengakses internet, lapangan dan halaman parker yang cukup luas. Bagi mahasiswa asal luar daerah juga terdapat asrama putra-putri terpisah.


Guna dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, kampus ini menjalin kerjasama dengan berbagai instansi baik dalam negeri maupun luar negeri. Di antaranya Faculty of Health of Deakin University of Australia, Rumah Sakit Mahkota Medical Malaka,  RSUP. DR. M. Djamil, Padang, RSUD. DR. Rasidin, Padang, RSUD Padang Panjang, Fakultas Kedokteran Unviersitas Andalas, Padang, Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Rumah Sakit DR. Reksodiwiryo, Padang, Dinas Kesehatan Kota Padang, Rumah Sakit Bunda Medical Centre, Padang, Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang, Bidan praktek swasta yang ada di Kota Padang dan Bidan praktek swasta yang ada di Pesisir Selatan.

Sebagai instansi yang aktif berperan dalam membangun bangsa, mahasiswa STIKES SYEDZA SAINTIKA sering ditempatkan untuk dinas di berbagai daerah, baik itu perkotaan maupun non perkotaan. Hal ini juga ditujukan agar pelayanan kesehatan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaa, akan tetapi juga yang berada di pedesaan, sehingga diharapkan terwujudnya pemerataan tenaga kesehatan.

Sebagai penghasil tenaga kesehatan yang berkualitas, STIKES SYEDZA SAINTIKA memiliki visi menjadi Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Profesional dengan dilandasi oleh nilai-nilai moral yang tinggi, kesabaran, ketabahan, keuletan, dan berdaya saing. 

5. AKBID & STIKES ALIFAH


AKBID & STIKES ALIFAH merupakan 2 institusi pendidikan kesehatan yang berada di bawah naungan YAYASAN PENDIDIKAN ALIFAH NURIKHLAS. AKBID ALIFAH didirikan pada tahun 2002 dengan progam pendidikan D3 Kebidanan. Kemudian pada tahun 2004 menyusul didirikannya STIKES ALIFAH yang operasionalnya dimulai tahun 2005 dengan program pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat dan S1 Keperawatan. Saat ini program D3 Kebidanan AKBID ALIFAH sudah mendapat akreditas B dari BAN-PT.


Dengan kampus yang berlokasi dekat dengan pusat-pusat perkantoran, AKBID & STIKES ALIFAH memiliki berbagai sarana penunjang yang lengkap. Gedung kampus ini terdiri dari 18 lokal belajar, laboratorium untuk praktek klinik kebidanan/ keperawatan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, perpustakaan, 1 aula yang dapat menampng 400 mahasiswa, dan beberapa ruangan yang dipakai sebagai kantor, ruangan dosen dan ruangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), mushalla, dan lapangan parkir kendaraan.












Google Fiber, menguntungkan atau merugikan Indonesia ?

by ridho zulandra 7 komentar


Mungkin beberapa orang telah mengetahui produk Google yang satu ini. Baru-baru ini Google meluncurkan produk terbarunya yaitu Google Fiber, sebuah layanan konektivitas internet dan TV berbayar. Google Fiber menggunakan Fiber Optic sebagai media komunikasinya. Dengan menggunakan Fiber Optic, proses transfer data menjadi lebih efektif dan efisien daripada menggunakan media lainnya seperti udara atau kabel telepon biasa. Kecepatan transfer data dapat meningkat berkali-kali lipat dan juga lebih stabil. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa media fiber optic merupakan media terbaik sebagai media transfer data.

Biaya yang dibutuhkan untuk membangun insfrastruktur jaringan fiber optic tidaklah sedikit karena kebanyakan fiber optic harus tertanam di dalam tanah, tidak seperti media udara yang tidak membutuhkan ruang khusus dan media kabel telepon yang hanya digantung di udara melalui sebuah tiang penyangga. Setiap tempat yang akan dilewatkan fiber optic harus dilakukan penggalian terlebih dahulu sebelum menanamnya ke dalam tanah. Hal itulah yang menjadikan layanan konektivitas internet dengan mengguankan fiber optic ini biasanya jauh lebih mahal dibandingkan menggunakan media yang lainnya.

Namun, produk baru yang ditawarkan Google ini tidalah begitu mahal seperti sebagaimana mestinya. Google hanya  mematok biaya $80/bulan untuk layanan internet dan $120/bulan untuk layanan internet dan Tv berbayar. Biaya yang setara dengan layanan internet dengan menggunakan kabel telepon biasa. Akan tetapi kecepatan akses internet yang didapat dari Google Fiber tersebut bukan main, yaitu 1 Gbps. Sebuah konektivitas dengan kecepatan super tinggi. Bandingkan dengan kecepatan akses internet rata-rata yang dirasakan penduduk Indonesia saat ini yang hanya 4,1 Mbps atau 1/244 kalinya dari kecepatan yang ditawarkan Google Fiber. Dengan kecepatan tersebut, download film HD yang biasanya membutuhkan waktu 25 - 30 menit, sekarang hanya butuh beberapa detik saja. Sedangkan kalau dibandingkan dengan layanan konektivitas internet media Fiber Optic dari provider lokal terbesar dan terbaik di Indonesia saat ini, dengan kecepatan 30 Mbps dibutuhkan biaya lebih kurang Rp 76 juta/bulan.

Akan tetapi, untuk saat ini Google Fiber hanya menjangkau wilayah USA saja, belum seluruh dunia. Namun, suatu saat layanan ini pasti bisa menjangkau seluruh dunia. Sekarang bayangkan apa yang terjadi ketika Google Fiber memasuki Indonesia. Seluruh masyarakat Indonesia pasti berpaling menggunakannya dan meninggalkan layanan internet yang digunakan saat ini. Keuntungan yang berlipat-lipat akan dirasakan masyarakat Indonesia. Namun, bagaimana dengan provider internet lokasl Indonesia? Sebut saja Telkom Indonesia, Indosat, Bakrie Telecom, Bizz Net, First Media dan provider-provider lainnya, pasti akan mengalami kebangkrutan alias gulung tikar karena ditinggalkan pelanggan yang selama ini menggunakan jasa mereka. Sebuah kerugian yang amat sangat besar.


Jadi, apakah Google Fiber menguntungkan atau malah merugikan Bangsa Indonesia? Biarlah masing-masing kita menjawabnya.


Template Disaster Recovery Planning

by ridho zulandra 0 komentar

Latar Belakang


Teknologi informasi memegang peranan penting dalam hampir setiap proses bisnis perusahaan. Penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan. Teknologi informasi memberikan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan proses bisnis dengan cara otomisasi pada proses bisnis tersebut. Misalnya saja pada PT. PLN. Penggunaan website listrik pintar sangat membantu PT. PLN dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan dapat melakukan transaksi secara online melalui website tersebut. Selain itu, PT. PLN juga dapat memberikan dapat informasi –informasi mengenai pelayanan listrik melalui website, sehingga tidak diperlukan lagi sosialiasi secara manual.


Namun, dalam penggunaan teknologi informasi terdapat berbagai resiko yang dapat menjadi ancaman terhadap keberlangsungan penggunaan teknologi informasi. Kegagalan perangkat teknologi informasi tersebut dapat terjadi kapan saja dan menghasilkan berbagai penyebab. Seperti tidak dapat diaksesnya server, pencurian data oleh pihak yang tidak berwenang dan terputusnya jaringan suatu system informasi. Secara umum, kegagalan tersebut dapat menyebabkan mengganggu proses bisnis perusahaan dan menurunnya kualitas layanan perusahaan. Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh factor alami seperti bencana alam dan factor manusia. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan suatu prosedur penanganan yang tepat untuk mengembalikan fungsi system agar dapat berjalan seperti semula sesegera mungkin.  





Studi Literature

1.      Konsep Manajemen Resiko

1.1.Pengertian Resiko

Resiko merupakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi secara alami dalam sebuah situasi.. Resiko dapat diprediksi diawal kemungkinan terjadinya (probabilitas) dan memiliki dampak dari suatu aktivitas tertentu.

Resiko dapat diklasifikasan sebagai berikut :
a.       Resiko yang tidak disengaja (risiko murni).
Resiko yang akan menimbulkan kerugian apabila resiko tersebut terjadi. Terjadinya resiko tersebut tanpa disengaja. Contohnya bencana alam
b.      Resiko yang disengaja (risiko spekulatif),
Resiko  yang sengaja dmunculkan, dengan maksud memberi keuntungan tertentu. Contohnya perdagangan berjangka.
c.       Resiko fundamental,
Resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menngalaminya tidak hanya satu atau beberapa orang saja. Contohnya gempa
d.      Resiko khusus,
Resiko yang bersumber dari peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah untuk diketahui penyebabnya. Contohnya tabrakan di lalu lintas.
e.      Resiko dinamis,
Resiko yang timbul dikarenakan perkembangan dan kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, tehnologi. Contohnya resiko ketinggalan zaman.

1.2.Manajemen Resiko

Alberts, C dan Dorofee.A mendefinisikan manajemen risiko sebagai proses yang berlangsung terus-menerus dalam mengenali risiko dan mengimplementasikann rencana untuk menunjuk mereka.

Djojosoerdarso mendefinisikan manajemen risiko sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam hal penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Di dalamnya mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisiran, penyusunan, dan pengawasan (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan manajemen risiko sebagai suatu proses identifikasi, mengatur risiko dan membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang ada.

Ada 4 tindakan strategi yang dapat digunakan, antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko, dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.

Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas, seperti
(1) Pengidentifikasian risiko-risiko yang dihadapi;
(2) Pengukuran atau penentuan besarnya risiko tersebut;
(3) Mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko;
(4) Penyusunan strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan risiko;
(5) Mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko serta mengevaluasi program penanggulangan risiko yang telah di buat.

2.      Resiko Teknologi Informasi

2.1.Kategori Resiko Teknologi Informasi

Penggunaan teknologi informasi berisiko terhadap hilangnya informasi dan pemulihannya yang tercakup dalam 6 kategori, yaitu:

1.      Keamanan  
Resiko dimana informasi dapat diubah atau digunakan oleh orang yang tidak berwenang. Misalnya saja kejahatan computer dan hacking.

2.      Ketersediaan
Resiko dimana tidak dapatnya mengakses data setelah kegagalan sistem, karena kesalahan manusia (human error), perusahaan konfigurasi, dan kurangnya pengurangan arsitektur.

3.      Daya pulih.
Risiko dimana tidak dapat dipulijkannya informasi yang diperlukan dalam waktu yang cukup, setelah terjadinya kegagalan dalam perangkat lunak atau keras, ancaman eksternal, atau bencana alam.

4.      Performa
Risiko dimana informasi tidak tersedia saat diperlukan dikarenakan oleh terdistribusinya arsitektur, tingginya permintaan dan topografi informasi teknologi yang beragam.

5.      Daya skala
Risiko dimana perkembangan bisnis, pengaturan bottleneck, dan bentuk arsitekturnya membuatnya tidak mungkin menangani banyak aplikasi baru dan biaya bisnis secara efektif.

6.      Ketaatan
Risiko dimana manajemen atau penggunaan informasinya melanggar keperluan dari pihak pengatur. Yang dipersalahkan dalam hal ini mencakup aturan pemerintah, panduan pengaturan perusahaan dan kebijakan internal.

2.2.Manajemen Resiko Teknologi Informasi

Teknologi merupakan sarana yang berfungsi untuk mempermudah manusia dalam melaksanaan pekerjaannya. Terdapat tiga entitas yang terkandung dalam teknologi yaitu keterampilan, logika berfikir, dan perangkat keras. Sedangkan, teknologi informasi merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mengacu pada suatu item yang bermacam – macam dimana memiliki kemampuan yang digunakan dalam pembuatan, penyimpanan, maupun penyebaran dari data dan informasi.

Akhir-akhir ini penggunaan teknologi informasi diperusahaan sudah menjadi hal yang umum dan bersifat penting. Berdasarkan hal itu muncullah anggapan akan perlunya manajemen terhadap teknologi informasi yang digunakan agar terhindar dari berbagai risiko negatif. Secara umum, pengertian dari manajemen risiko teknologi informasi adalah proses mengidentifikasi resiko, mengkaji resiko, dan membuat tindakan untuk mengurangi resiko pada batasan yang dapat diterima terkait dengan penggunaan teknologi informasi. Adapun manfaat yang diperoleh dari manajemen risiko teknologi informasi bagi perusahaan :


a. Membantu perusahaan agar mengeluarkan biaya yang seminimal mungkin terkait penggunaan
teknologi informasi.
b. Membantu manajer untuk memutuskan apakah rIsiko yang dihadapi perusahaan akan dihindari atau diambil terkait teknologi informasi.

Jika penaksiran risiko dilakukan secara akurat maka dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan terkait teknologi informasi

3.      Konsep Disaster Recovery Planning dan Business Continuity Planning

3.1.Disaster Recovery Planning

Disaster Recovery Plan merupakan prosedur yang dijalankan ketika BCP berlangsung. DRP berisi langkah-langkah untuk penyelamatan dan pemulihan yang biasanya focus pada fasilitas IT dan sistem informasi. DRP merupakan pengaturan yang comprehensive yang berisikan tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah adanya bencana yang mengakibatkan hilangnya sumber daya informasi. DRP juga berisi prosedur dalam merespon kejadian darurat, operasi backup cadangan disaat system berhenti dan pengelolaan proses perbaikan serta penyelamatan agar meminimalisir kerugian yang dialami. 

Adapun tujuan utama DRP agar sumber daya dalam menjalankan proses vital pada lokasi cadangan dapat tersediakan dan mengembalikan fungsi lokasi utama menjadi normal pada batas waktu tertentu, dengan cara menjalankan prosedur pemulihan secara cepat untuk meminimalisir kerugian.
Proses-proses yang terkandung dalam DRP sebagai berikut:
• Proses Disaster Recovery Planning
• Pengujian Disaster Recovery Plan
• Prosedur Pemulihan Bencana

3.2.Business Continuity Planning

BCP merupakan proses yang dirancang dengan tujuan untuk mengurangi ancaman terhadap fungsi-fungsi penting organisasi, agar menjami kontinuitas layanan bagi operasi yang penting.  BCP didesain untuk melndungi proses bisnis vital dari kerusakan atau bencana yang terjadi baik yang secara alamiah, perbuatan manusia, dan kerugian yang muncul akibat tidak tersedianya proses bisnis normal. BCP merupakan strategi untuk mengurangi efek gangguan dan mengupayakan agar proses bisnis dapat berjalan kembali.

Proses-proses yang terkandung dalam BCP sebagai berikut:
• Inisiasi Perencanaan dan Lingkup
• Business Impact Assessment (BIA)
• Pengembangan Business Continuity Plan 
Hal-hal yang dapat menghambat proses bisnis merupakan suatu gangguan keamanan yang bias mematikan opersai normal bisnis dalam kurun waktu tertentu. Tujuannya untuk meminimalisir efek dari bencana tersebut. Manfaat utama dari BCP untuk mereduksi resiko kerugian keuangan dan meningkatkan kemampuan dalam pemulihan dari bencana atau gangguan sesegera mungkin.

3.3.Keterkaitan Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan

Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) berkaitan dengan bisnis dengan tujuan mencegahan resiko dan melindungi infrastuktur dari serangan. BCP mengenai pembuatan perencaan dan framework guna menjamin proses bisnis dapat terus berlanjut dalam situasi darurat. Sedangkan DRP mengenai pemulihan cepat dari situasi darurat atau bencana agar dampak yang dihasilkan dari bencana tersebut hanya mempangaruhi organisasi atau perusahaan seminimum mungkin.

Business Continuty Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) merupakan dua hal yang sangat penting dalam sebuah proses bisnis, akan tetapi seingkali kurang mendapat perhatian khusus dikarenakan tingginya biaya yang diperlukan dalam penerapannya. Ditambah lagi dengan banyaknya factor alam yang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dicegah yang mempengaruhi suatu bencana. Sehingga kebanyakan kalangan bisnis meyakini bahwa pelanggan akan maklum akan hal tersebut. Oleh karena itu, hal penting bagi perusahaan untuk membangun BCP dan DRP adalah mendapatkan dukungan dari pihak manajemen. BCP dan DRP meliputi persiapan, pengujian dan pemutakhiran tindakan-tindakan yang diperlukan guna melindungi proses bisnis fital terhadap dampak dari kegagalan jaringan dan sistem utama.

3.4.Perbedaan DRP dan BCP

Tujuan akhir dari BCP dan DRP sama, yaitu menjamin keberlangsungan proses bisnis utama. DRP merupakan bagian dari strategi yang ada pada BCP dalam emnghadapai bencana yang mengancam keberlangsungan proses bisnis.

Ketika terjadi perubahan pada bisnis requirement dan mewajibkan adanya pemulihan atau penyiapan dari fungsi-fungsi bisnis yang penting, maka solusi/rencana yang dibuat adalah berupa BCP. Dalam banyak kasus BCP biasanya ditangani oleh bagian sekuriti organisasi atau keuangan, tidak dikontrol oleh unit tehnologi Informasi (TI),. Sementara DRP  murni dari Tehnologi Informasi, bagian TI-lah yang menghasilkan Disaster Recovery Plan. Biasanya berfokus kepada “bagaimana memulihkan sistem data mereka”.

4.    Framework Disaster Recovery Planning

4.1. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) 4.1.

Pengertian Cobit
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan sebuah dokumen mengenai best practices untuk IT Governance yang bertujuan untuk membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah teknis IT.

Maksud utama dari COBIT :

  • Menyediakan kebijakan praktik-praktik untuk IT governance dalam organisasi tingkatan dunia secara jelas dan baik.
  • Membantu senior management dalam hal memahami dan memanage resiko-resiko yang berkaitan dengan Teknologi Informasi. Hal tersebut dilaksanakan COBIT dengan menyediakan satu kerangka IT governance dan petunjuk control objective rinci untuk managemen, pemilik proses business , users, dan auditors.
Tujuan Cobit

  • Dapat membantu menemukan berbagai kebutuhan manajemen yang berkaitan dengan TI.
  • Mengoptimalkan investasi TI
  • Menyediakan kriteria tindakan antisipasi ketika terjadi penyelewengan atau penyimpangan.
Adapun manfaat jika tujuan tersebut tercapai adalah :

  • Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
  • Mendukung pencapian tujuan bisnis.
  • Meminimalkan tindak kecurangan yang merugikan perusahaan yang bersangkutan.

Landasan Cobit

  • Menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran2,
  • Suatu organisasi harus memanage sumberdaya TI nya melalui satu kumpulan proses2 yang dikelompokkan secara alami.
  • Grup-grup proses COBIT disusun secara sederhana dan berorientasi pada hirarki bisnis
  • Setiap proses merujuk sumberdaya TI, dan persyaratan2 kualitas, fiduciary/kepercayaan, dan keamanan dari informasi.

Kriteria Cobit
  • Efektivitas
Point ini menjelaskan tentang informasi yang relevan dan berkaitan dengan proses bisnis serta yang disampaikan dengan benar, konsisten dan tepat waktu.
  • Efisiensi
Point ini menyangkut penyediaan informasi secara optimal (paling produktif dan ekonomis) dan penggunaan sumber dayanya.
  • Kerahasiaan
Point ini menyangkut perlindungan terhadap informasi yang bersifat sensitive dari pengungkapan yang tidak sah
  • Integritas
Point ini berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi serta validitas sesuai dengan nilai-nilai bisnis
  • Ketersediaan
Point ini berkaitan dengan informasi yang tersedia ketika diperlukan oleh proses bisnis sekarang dan di masa depan
  • Kepatuhan
Point ini berkaitan dengan kepatuhan terhadap undang-undang atau peraturan kontrak yang berkaitan dengan proses bisnis
  • Kehandalan
Point ini berkaitan dengan penyediaan informasi yang tepat bagi amanjemen untuk emngoperasikan entitas

Kerangka Kerja Cobit
1.  Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning & organization, acquisition & implementation, delivery & support, dan monitoring.

·         PLAN AND ORGANISE (PO)
Domain ini mencakup strategi dan taktik, dan menyangkut identifikasi cara IT terbaik dapat berkontribusi untuk pencapaian tujuan bisnis. Realisasi visi strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan dan dikelola untuk perspektif yang berbeda. Sebuah organisasi yang tepat serta infrastruktur teknologi harus diletakkan pada tempatnya. Domain ini biasanya alamat berikut pertanyaan manajemen:

  • Apakah IT dan strategi bisnis selaras?
  • Apakah perusahaan mencapai penggunaan optimal dari sumber dayanya?
  • Apakah setiap orang dalam organisasi memahami tujuan IT?
  • Apakah IT risiko dipahami dan dikelola?
  • Apakah kualitas sistem TI yang sesuai untuk kebutuhan bisnis?
·         ACQUIRE AND IMPLEMENT (AI)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh, serta diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Selain itu, perubahan dan pemeliharaan sistem yang ada tercakup oleh domain ini untuk memastikan solusi  terus memenuhi tujuan bisnis. Domain ini biasanya membahas pertanyaan manajemen berikut:

  • Apakah proyek-proyek baru mungkin untuk memberikan solusi yang memenuhi kebutuhan bisnis?
  • Apakah proyek baru kemungkinan akan dikirimkan tepat waktu dan sesuai anggaran?
  • Apakah sistem baru bekerja dengan baik ketika diimplementasikan?
  • Apakah perubahan yang dilakukan tanpa mengganggu operasi bisnis saat ini?
·         DELIVER AND SUPPORT (DS)
Domain ini berkaitan dengan pengiriman aktual dari layanan yang dibutuhkan, yang meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan kontinuitas, dukungan layanan bagi pengguna, dan manajemen data dan fasilitas operasional. Ini biasanya membahas manajemen berikut pertanyaan:

  • Apakah layanan TI yang disampaikan sesuai dengan prioritas bisnis?
  • Apakah biaya TI dioptimalkan?
  • Apakah tenaga kerja dapat menggunakan sistem IT secara produktif dan aman?
  • Apakah kerahasiaan yang memadai, integritas dan ketersediaan di tempat untuk keamanan informasi?
·         MONITOR AND EVALUATE (ME)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dari waktu ke waktu untuk kualitas dan kepatuhan mereka dengan persyaratan kontrol. domain ini manajemen kinerja alamat, pemantauan pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan tata kelola. Ini biasanya membahas pertanyaan manajemen berikut:

  • Apakah IT yang kinerja yang diukur untuk mendeteksi masalah sebelum terlambat?
  • Apakah manajemen memastikan bahwa pengendalian internal yang efektif dan efisien?
  • Dapatkah kinerja TI dihubungkan kembali ke tujuan bisnis?
  • Apakah kerahasiaan yang memadai, integritas dan ketersediaan kontrol di tempat untuk keamanan informasi?
2. Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendali rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.

3. Management Guidelines  Berisi arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti dilakukan, seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja resiko yang timbul, dan lain-lain.

4. Maturity Models
 Untuk memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 – 5).

4.2.                       ISO 27301

ISO 27031 berisi tentang panduan bagaimana menjaga keberlangsungan IT dan pemulihan dari bencana sebagai bagian dari system manajemen keberlangsungan bisnis yang lebih komprehensif. Personil IT dibantu dalam mengidentifikasi persyaratan untuk Information Communication and Technology (ICT) dan menerapkannya untuk mengurangi gangguan, mengenali dan merespon dalam upaya pemulihan terhadap gangguan tersebut. 

ISO 27301 menjelaskan pendekatan system manajemen dalam mengatasi masalah ICT untuk mendukung  keberlangsungan bisnis yang lebih luas. ISO 27301 membahas system manajemen untuk kesiapan ICT dalam konsep bisnis kontinuitas (IRBC) dan focus pada pemulihan bencana IT. Menerapkan model Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk mengurangi resiko gangguan terhadap layanan serta pemulihannya.

Plan : Merencanakan struktur system manajemen secara keseluruhan. Keluaran utama dari fase ini adalah kebijakan yang membahas kelangsungan teknologi informasi dan komunikasi dan strategi dalam mengelola resiko dan meningkatkan ICT.

Do : Berfokus pada pelaksanaan kegiatan dan menerapkan solusi yang memungkinkan organisasi untuk memantau , merespon dan pemulihan dari gangguan terhadap layanan ICT. Keluaran utama untuk fase ini adalah implementasi strategi dan rencana dan pelaksanaan pelatihan dan kegiatan penyadaran untuk mempromosikan kesinambungan layanan TIK .

Check : Pemeriksaan yang terdiri dari penelaahan dan evaluasi atas kinerja sistem manajemen. Keluaran utama dari fase ini yaitu berupa pemantauan terus menerus dari infrastruktur ICT dari gangguan dan peningkatan kinerja.

Act : Menyediakan manajemen dengan kesempatan untuk meninjau kinerja usaha serta mengarahkan pelaksanaan tindakan perbaikan yang akan meningkatkan kinerja sistem manajemen dan / atau mengurangi risiko gangguan masa depan untuk layanan ICT .



Template

(Berdasarkan Framework COBIT 4.1. dan ISO 27301)








Untuk download Studi Literature klik di sini

Untuk download Template Disaster Recovery Planning klik di sini


Followers