Suasana mulai memanas ketika di dalam stadion kedua belah pihak sudah saling ejek. Mungkin hal itu dikarenakan Semen Padang hanya mendapatkan poin 1 dari sebelumnya ditargetkan poin 3. Memang hal itu sangat membuat kekecewaan, akan tetapi tidak seharusnya mereka tawuran.
Setelah pertandingan usai, kedua suporter, The Kmers dan Spartacks langsung terlibat tawuran. Aksi saling lempar batupun tidak dapat terelakkan dari kedua belah pihak. Situasi tersebut cukup membuat geram warga setempat karena dapat membuat segala fasilitas yang ada rusak. Tidak lama setelah kejadian tersebut, aparat keamanan yang memang sudah berjaga di dalam lapangan langsung segera keluar untuk menghentikannya. Gerak cepat dari aparat keamanan tersebut dinilai sangat tepat sebelum terjadi tawuran yang lebih luas.
Setelah kejadian tersebut, pihak The Kmers dan Spartacks langsung mendapatkan surat dari Dispora yang berisi perintah untuk segera mengosongkan markas mereka masing-masing dan pindah ke tempat lainnya. Pasalnya markas keduanya dinilai cukup dekat yang sama-sama berada di Tribun GOR H. Agus Salim. Hal itu dilakukan dengan alasan bahwa tribun GOR diperuntukkan hanya untuk kantor dari cabang olahraga perwakilan daerah.
Setelah kejadian tersebut lagi-lagi yang dirugikan adalah The Kmers dan Spartacks sendiri. Mereka yang seharusnya bisa memiliki mabes yang berada di dekat stadion, harus pindah dari tempat tersebut. Andai saja, mereka dapat bekerja sama dengan tidak saling mengedepankan emosi, tentu saja hal itu tidak akan terjadi. Dan keharmonisan tersebut juga bakal membuat penonton yang berasal dari masyarakat umum tidak merasa takut untuk tetap terus menyaksikan laga Semen Padang secara langsung.