Di dunia ini, ada banyak tata sistem pemerintahan yang ada, seperti sistem monarchi, demokrasi dan yang lainnya. Setiap sistem-sistem tersebut pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Sistem-sistem tersebut diterapkan sesuai kondisi dan situasi yang ada di negaranya masing-masing, seperti sistem monarchi yang diterapkan Inggris. Setiap negara bisa saja menerapkan suatu sistem yang sama dengan negara yang lainnya, seperti sistem demokrasi yang diterapkan oleh Indonesia dan Amerika. Akan tetapi, untuk Indonesia sendiri sebenarnya sistem demokrasi belumlah dianggap sebagai sistem yang tepat.
Sistem demokrasi di Indonesia hanya bersifat menguntungkan bagi segelintir orang. Dalam sistem demokrasi suara yang menang adalah suara yang mendapatkan paling banyak dukungan. Hal itu sebenarnya sudah benar, tapi sayangnya dalam konteks di negara indonesia sekarang ini hal itu masih belum bisa menyalurkan aspirasi masyarakat. Karena kebanyakan suara yang menang itu mendapatkan dukungan dengan cara dibeli. Telah banyak fakta yang membuktikan hal tersebut, contohnya saja yang terjadi pada proses pemilu. Para calon yang memiliki banyak uang dengan mudahnya memenangkan jumlah suara karena mereka menyuap setiap pemilih dengan uang. Padahal belum tentu calon tersebut layak menjadi yang terpilih. Bisa saja masih ada calon yang lebih baik, tapi malah kalah karena tidak melakukan praktik pembelian dukungan tesebut.
Selain itu, pelaksanaan sistem demokrasi juga menjadi pendorong terhadap tindakan korupsi. Hal tersebut terjadi karena pelaksanaan demokrasi tersebut memakan banyak biaya. Misalnya pada pemilihan Capres dan Cawapres. Biaya yang dikeluarkan oleh salah seorang calon, yaitu Jusuf Kalla untuk mengikuti pemilu 2009 adalah sebesar Rp 1.2 triliun dan diprediksi akan meningkat 10 kali lipat pada pemilu berikutnya, yaitu Rp 12 triliun. Itu masih dari salah seorang calon, belum lagi calon-calon lainnya yang jumlahnya yang tidak sedikit. Andaikan saja apabila uang yang sebanyak itu digunakan untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Berapa banyak kemajuan yang akan timbul? Dan dampaknya selanjutnya apabila calon tersebut terpilih, apakah yang pertama kali yang diusahakannya? Tentu saja berupaya agar uang yang mereka gunakan sebelumnya kembali. Dan darimanakah uang tersebut berasal?
Itu hanyalah dua dari sekian banyak alasan bahwa sistem demokrasi tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia dan masih banyak yang lainnya. jadi, apa salahnya jika indonesia mencoba sistem yang lain?
You are Here: Home > Sistem Demokrasi, cocokkah untuk Indonesia?
Sistem Demokrasi, cocokkah untuk Indonesia?
20.48 | opini , Peran dan Fungsi Mahasiswa , Politik
2 Comments
2 komentar:
- Ashr Hafiizh mengatakan...
-
sebenarnya bukan masalah sistem politiknya, tetapi lebih terhadap pelaksanaan sistem politiknya, percuma kalau ganti sistem politik tetapi para pembuat kebijakan menjalaninya dengan setengah hati
- 21 Desember 2011 pukul 11.57
- andi ard mengatakan...
-
emg sgt kontroversial..
yg bnar, yg tidak cocok itu adalah yang mengontrol sistem demokrasi tersebut - 22 Desember 2011 pukul 17.18